Jumat, 19 Juli 2013

refleksi tentang cinta

Bahwa bicara mengenai cinta akan selalu terasa panjang, bahkan bisa jadi melelahkan. Namun selalu ada hal yang baru mengenai cinta di setiap pembicaraannya dan juga kelakuannya. Dalam mempelajarinya juga dibutuhkan perjalanan waktu dan ruang untuk bisa sampai kategori mendekati kesempurnaan,ia bahkan harus terus diikat dan harus terus diperbaharui.
Misalnya saja dalam ikatan keluarga, dimana nuansa cinta harus terus bergelora bahkan sampai tidak ada kata titik. Quu anfusikum wa ahlikum naaro adalah satu sentuhan luar biasa dari Allah untuk para penjaga cinta yakni kepala keluarga, disinilah jalan yang seharusnya diperhitungkan untuk terus dijaga karena sebagai kepala keluarga ia seharusnya memberikan pelayanan yang terbaik untuk orang-orang yang ada dalam keluarganya.

Ayah, kata sederhana namun sarat akan makna. disinilah peran pemahaman seorang ayah mengenai posisinya dalam keluarga. Jika mendalaminya lebih mendalam sang ayah ternyata adalah penjaga cinta yang harus terus menyala, tanpa mendalaminya sang ayah hanyalah menjadi pemimpin yang tanpa punya kuasa apa-apa. sahabat..ketahuilah bahwa menjadi ayah itu bukanlah sederhana namun sebenarnya langkah -langkah menjadi seorang ayah itu selalu sederhana yakni terus menerus mengobarkan cinta di tengah keluarganya.

maka, jika mau melihat suatu peradaban lihatlah keluarganya. Jika lihat keluarga maka lihatlah ayahnya..bagaimana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar