Sabtu, 23 Agustus 2014

Kualitas rakyat

Pemimpin merupakan cerminan dari rakyat,dimanapun posnya ia adalah keterwakilan rakyat karena tak mungkin akan diangkat pemimpin jikalau tidak ada yang memilihnya. Maka mau no 1 atau no 2 pada pilpres kemarin,merupakan keterwakilan dari wajah rakyat negeri yang bernama indonesia.
Cita cita negeri ini adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur,maka dari itu aspek keadilan dan kemakmuran itu harus dijadikan satu standar yang sama dalam pengertiannya. Jangan ada tafsir ganda dalam memahami kata adil dan makmur,bukan untuk mencari kepentingan kelompok tapi sudut ukurannya adalah kebersamaan.
Tapi sekali lagi memang dalam setiap keputusan ada pihak yang diuntungkan dan ada pihak yg dirugikan,namun jika standarnya adalah kepentingan bersama maka kerugian itu tensinya hanya untuk segolongan kecil saja.
Kembali ke pokok,saya analogikan begini. Anak kecil belum mengenal kata bahaya,sekeras apapun anda katakan bahaya maka tetap saja anak kecil itu akan melakukan karena ia belum tahu apa makna dari bahaya itu. Yang harus dilakukan adalah dengan mengalihkan terlebih dahulu ke hal yang lain dan kemudian secara perlahan menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami anak.
Begitu pula dengan alam demokrasi saat ini,terlahir dari sebuah alam ototarian menuju alam kebebasan mungkin juga bisa jadi saya,anda dan sebagian yang lain seperti anak kecil tadi...
Memilih pemimpin secara langsung juga baru sekitar 10thn terlaksana,maka seperti anak yang baru berumur sepeeti dan ingat baru 2 orang yang terpilih dari rentang waktu itu. Perlu pembelajaran,perlu juga pematangan dari seluruh rakyat indonesia untuk kemudian menghasilkan pemimpin pemimpin yang kemudian mampu mewujudkan masyarakat adil dan makmur dan ikut menjaga ketertiban dunia.

www.ayahridwan.blogspot.com

Untuk blog perencanaan keluarga
www.familyplannerindonesia.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar