Jumat, 16 Mei 2014

The meaning of love




Cinta adalah kata yang tak pernah terbatas untuk dibicarakan, ia menjadi kata inisiator dalam seluruh perubahan atau peristiwa yang terjadi dalam episode kehidupan manusia. Cinta mampu menunjukan bagaimana orang itu memandang segala hal, dari mulai negatif hingga positif tergantung bagaimana cinta itu dibawanya.
Cinta mampu membebaskan sekat-sekat antara kehidupan humanistik manusia, ia dengan gagahnya menembus segala unsur yang membedakan. Sehingga ada kalanya orang yang masuk dalam wilayah roman, menginterpretasikan cinta itu mengharu biru karena ia memang sedang melankolis. Ketika sudah masuk zona itu, yang tak tadinya kumal menjadi rapih, yang tak berbentuk hingga badannya layak dipandang. Ke dalam wilayah itu cintanya sudah berbentuk rasa.
Cinta jika dipadukan dengan logika, maka ia akan memilih kemudian akan timbul yang namanya selera alias pilihan. Unsur pilihan itu yang akan memadukan sejauh mana ia akan melangkah, apakah jauh atau bahkan hanyalah sedepa. Jika cinta sudah masuk wilayah pilihan maka selalu ada namanya cinta yang terbalut sebuah tujuan.
Cinta yang kuat itu selalu membawa definisi, ia membawa sebuah prinsip yang terus dipertahankan meski dalam realitanya ia menjadi fleksibelitas. Yang kemudian hadir dalam cinta yang model itu adalah cinta yang terdefinisikan menjadi how to give alias cinta yang selalu berorientasi memberi, ia terus tumbuh dan berkembang sehingga perpaduannya itu salingmelengkapi.
Manusia hampir selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup,maka begitu pula cinta yang ada dalam benak manusianya itu sendiri. Cinta yang mempunyai tujuan bukanlah cinta yang singkat, pagi ia kenal malam ia tinggal. Namun cinta yang model ini, dipenuhi oleh proses pengujian yang panjang yang di dalamnya ada pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu sehingga yang terlahir kemudian adalah kata yang bernama tanggungjawab.
Maka sejenaklah kita melihat ungkapan dari seorang Hamka yang mengatakan 
Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam, tetapi tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekadar canang yang gemerincing.” Itulah cinta ..yang mampu menangkap setiap relung-relung atau mungkin resonansi jiwa dari mahluk yang ada di sekitarnya. Karena manusia diberikan akal maka wajar jika Hamka berkata itu, karena memang manusia itu adalah penjaga amanah untuk mempimpin di muka bumi ini.
Sudah seharusnya jika memang kita memilih cinta itu yang terus tumbuh, maka hindarilah garis linier statis di dalam kehidupan cinta anda. Berjalanlah menuju dinamisasi cinta, meski ada riak cemburu pahamilah bahwa itulah episode pengujian ketulusan cinta dimana ia hanya akan benar-benar tumbuh di tempat yang tepat
Salam cinta...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar