Jumat, 21 Desember 2012

Peradaban Jahiliyah Modern


Jahiliyah adalah kebodohan,arus input tak mampu ditelaah dan dikaji sehingga output yang ada tetaplah sama dari generasi ke generasi. Bodoh dalam penelaahan sehingga berakibat pada rusaknya jiwa dalam keseharian.
Masyarakat Jahiliyah mempuyai ciri yakni bisa dilihat dari cara mereka mendapatkan informasi mengenai kehidupan, mereka tak percaya dengan “langit” karena dianggap sesuatu yang tak bisa diraba dan menganggap hanya sekedar ‘informasi”. Oleh karena itu, rujukan mengenai kehidupan mereka ambil bukan dari kitab-kitab suci yang diturunkan ALLah melainkan mengumpulkan informasi dan pengetahuan dari para nenek moyang atau leluhur mereka.
Dari waktu ke waktu, karakter ini terus mengakar. Jahiliyah masa lampau dan sekarang tetaplah sama, Fir’aun,Qarun,atau bahkan Abu Jahal seakan terus bekerja untuk mengkader para pemuda agar mewarisi pemikiran dan gerakan yang sama dengan mereka. Bahkan lebih seriusnya, gerakan ini menggurita hingga masuk ke kantong-kantong basis keluarga yang taat sekalipun.
Lintas zaman, kalau boleh mengatakan seperti itu perdaban jahiliyah selalu membawa satu tanda yakni “ sudahlah ikuti saja, tak perlu dipertanyakan dari dulunya juga begitu” atau “ janganlah kau sok idealis ! kompromistis saja dengan keadaan bung”. Sejenak seperti yang benar pernyataan itu, namun pada kondisi seperti apa dulu. Kalaulah memang posisi dari dulu itu adalah kebenaran yang harus jadi tradisi itu tak masalah bahkan harus dilestarikan namun yang jadi problem adalah ketika kesalahan turun temurun itu harus selalu dilakukan. Betapa nestapa sekali ketika ada orang yang tak mau terima uang sogokan, ia dianggap “melanggar” kesepakatan turun temurun.
Maka pada posisi peradaban saat ini,ketika jahiliyah yang pimpin peradaban posisi kita yakni haruslah jadi oposisi. Berani melawan “keumuman” namun bukan berarti tak melihat tingkatan objek seruan dakwah. Sisi melawan ini maksudnya berani menampilkan bahwa yang benar itu tetaplah benar dan jangan di campur adukan dengan kebatilan, meski kita berada dan bersama-sama hidup dalam suramnya peradaban jahiliyah ini bukanlah berarti ikut larut atau menjadi oposisi yang ekstrem. Cukuplah kiranya kita fahami

  
53 dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, mereka Itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami). (Ar Ruum: 53)
share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar